Ingin Produktif dan Tetap Sehat Mental? In 4 Strategi Mudahnya!
Strategi Seimbangkan Produktivitas dan Kesehatan Mental Tanpa Stres
Sulitnya menjaga produktivitas tanpa stres dan lelah mental. Meskipun berbagai cara telah dicoba, rasanya masih ada hari-hari di mana produktivitas sulit dicapai, atau kalaupun berhasil, kita sering merasa sangat lelah secara mental.
Di dunia yang bergerak cepat ini, kita seolah dituntut untuk terus mengikuti laju tanpa henti. Keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental terasa semakin sulit diraih, terutama dalam lingkungan sekolah atau pekerjaan, di mana semua orang berlomba menjadi yang tercepat.
Tapi, adakah cara yang benar-benar aplikatif untuk menjaga produktivitas tanpa harus mengorbankan kesehatan mental?
Mencapai keseimbangan produktivitas dan kesehatan mental tentu bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dalam lingkungan yang menuntut kita untuk selalu berada di puncak performa, keseimbangan ini justru bisa membawa dampak positif, seperti meningkatkan nilai akademik bagi pelajar, mengembangkan keterampilan, dan bahkan membuka peluang karier yang lebih baik bagi pekerja.
Jadi, apakah ada cara praktis untuk tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental kita?
Jawabannya, Tentu ada!
Sebelum kita mengeksplorasi cara-cara praktisnya, akan lebih baik kita memahami terlebih dahulu antara produktivitas dan kesehatan mental.
Apakah Produktivitas Berkaitan Erat dengan Kesehatan Mental?
Berdasarkan Survei Kesehatan Mental Tempat Kerja yang dilakukan oleh Nami/ Ipsos (2024), mengungkapkan bahwa lebih dari separuh karyawan 52% merasa kelelahan dalam pekerjaan mereka, kemudian 37% menyatakan kesehatan mental memengaruhi produktivitas mereka dalam menjalani posisi pekerjaan mereka.
Jumlah persentase tersebut mewakilkan seberapa erat kaitan antara produktivitas dengan kesehatan mental. Data survei tersebut yang dikutip melalui laman Ragan juga mengungkapkan bahwa terdapat 33% responden survei mengungkapkan produktivitas mereka menurun seiring kesehatan mental mereka. Alasan-alasannya pun beragam dari banyak masalah dengan pekerjaan, tuntutan pekerjaan, dan kapasitas pekerjaan yang melebih batas.
Hal ini membuktikan bahwa keterkaitan antara produktivitas dan kesehatan mental yang begitu erat. Menciptakan hari yang produktif bukan terlihat menyelesaikan banyak tugas, mengkonsumsi kafein untuk membuat dirimu terjaga atau begadang semalam penuh untuk memenuhi indeks perfomansi pekerjaanmu. Namun, realitanya membuat hari mu produktif sudah dimulai dari bagaimana kamu memulai harimu. Produktivitasmu digambarkan melalui banyak jenis kegiatan, bukan hanya tentang pekerjaanmu atau tugas sekolah. Kalau kata Darius Foroux,
“Productivity is not about eureka moments, your big break, pulling off all-nighters, and drinking Red Bull all day. If you want to achieve things in life, it’s about aiming for daily progress. You want to exercise, work, read, learn, study, every single day.” — Darius Foroux”
Strategi Praktis dalam Mengatur Produktivitas diri kamu selama Mengelola Kesehatan Mental Kamu.
Sebelum kita menjelajahi lebih lanjut mengenai strategi praktis untuk mencapai keseimbangan produktivitasmu dengan kesehatan mental mu. Akan lebih baik, jika kita memahami betul bagaimana keseimbangan produktivitas dan kesehatan mental dari segi wujudnya, prosesnya, ataupun keseimbangan seperti apa yang kita butuhkan.
Dengan menjaga keseimbangan produktivitas dengan kesehatan mental akan selalu berdampak baik. Bahkan, untuk diri kamu sendiri menguntungkan dalam segi pekerjaan dan kehidupan pribadimu. Semua hal serasa berjalan lebih lancar tanpa kecemasan atau tuntutan tertentu yang membuatmu stres.
Setelah memahami bagaimana keseimbangan produktivitas dengan kesehatan mental diri kamu, maka langkah selanjutnya, aplikasikan strategi-strategi praktis untuk mencapai keseimbangan dunia kerja kamu dengan dunia pribadimu.
1. Pecahkan tugas ke dalam langkah-langkah yang sanggup kamu lakukan
![]() |
Unsplash by Jess Bailey |
Mengidentifikasi tugas-tugas yang perlu diprioritaskan atau di dahulukan. Pisahkan berdasarkan urgensinya dan seberapa penting atau tidaknya sebuah tugas. Kemudian tugas yang besar dipecah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan sanggup kamu lakukan. Dengan jumlah beban tugasnya kecil, maka semakin pendek waktu mengerjakan tugas kecil tersebut. Tanpa disadari, tugas besar sudah memasuki 50% progress.
Rencanakan setiap tugas yang bisa dilakukan setiap hari, minggu maupun bulan, sehingga kamu tidak kebingungan saat memulai hari baru.
Mana pekerjaan yang perlu saya kerjakan terlebih dahulu?
Hal tersebut tidak akan terjadi, jika kamu merencanakannya dan membagi tugasnya menjadi skala yang diri kamu sanggup untuk kerjakan.
Hindari mengerjakan beberapa tugas kecil atau besar dalam satu waktu (Multitasking). Jika itu menurutmua lebih efektif, maka kenyataannya salah. Waktu yang kamu habiskan untuk fokus pada beberapa tugas lenyap begitu saja tanpa progress yang berarti. Bukan produktivitas diri kamu yang meningkat, namun kelelahan mental yang kamu dapar, sebab energi kamu tidak di sebarluaskan pada tugas secara tidak bijaksana.
2. Atur Batasan antara diri kamu dengan orang lain.
![]() |
Unsplash by KOBU Agency |
Sangatlah penting untuk menjaga diri kamu sendiri! Cobalah untuk menghindari memeriksa email kantor atau menerima telepon yang berhubungan dengan pekerjaan di luar jam kerja. Sebaiknya komunikasikan batasan-batasan ini kepada rekan-rekan kerja kamu dan pastikan bahwa batasan-batasan tersebut disepakati bersama. Selain itu, Kamu bisa membuat batasan fisik dengan menetapkan ruang khusus untuk pekerjaan dan aktivitas pribadi. Pemisahan ini membantu menciptakan perbedaan psikologis antara kehidupan profesional dan pribadi.
Belajarlah untuk mengatakan tidak pada komitmen yang menyita terlalu banyak waktu Anda. Prioritaskan tugas dan putuskan apakah permintaan baru sesuai dengan tujuan Anda. Jika sebuah permintaan tidak sesuai dengan keseimbangan kehidupan kerja Anda, katakan tidak. Itu tidak lemah. Itu cerdas. Memprioritaskan dan menetapkan batasan adalah proses yang berkelanjutan. Prioritas Anda bisa saja berubah. Kaji ulang dan atur kembali batasan Anda sesuai kebutuhan.
3. Konsisten mengambil istirahat dengan teratur
![]() |
Unsplash by Sincerely Media |
Dikutip melalui laman PECB Insight (2023) mengungkapkan bahwa Mengambil waktu istirahat sejenak dan teratur akan membantu diri kamu mencapai keseimbangan dan membantu mengelola produktivitas kerja kamu dengan kesehatan mental kamu. Mungkin terdengar agak aneh, tetapi beristirahat secara teratur sebenarnya adalah cara yang bagus untuk meningkatkan produktivitas kamu! Cobalah untuk menyisipkan beberapa waktu istirahat sejenak di siang hari untuk memberikan kesempatan bagi otak untuk beristirahat dan mengisi ulang tenaga. Berjalan-jalan lah, lakukan beberapa peregangan pada tubuh kamu sehingga tubuh kamu merasa rileks, atau lakukan hal lain yang membantu diri kamu merasa rileks dan fokus. Menjauh sejenak dari pekerjaan dapat membantu mencegah kelelahan mental, meningkatkan konsentrasi, dan mengurangi risiko stres berlebihan yang meningkatkan potensi burnout.
Kamu sudah lihat seberapa penting untuk mengelola keseimbangan antara produktivitas dengan kesehatan mental kami. Dengan mempraktikkan dalam kehidupan kerja dan kehidupan pribadi kamu, saya yakin kita bisa menjaga keseimbangan dan kestabilan kesehatan mental kita.
Namun, jika kamu sudah di tahap perlu meminta bantuan dan dukungan orang sekitar yang kamu percaya. Saya sarankan cari bantuan pada orang yang bisa kamu percayakan untuk membantumu mengkomunikasikan ke profesional untuk membantu diri kamu.
Kestabilan kesehatan mental diri kamu lebih berharga daripada hari mu yang produktif jika kamu sudah merasakan hal-hal yang membuat diri kamu tidak nyaman. Dukungan teman dan anggota keluarga lain bisa membantu diri kamu.
Jangan ragu untuk memulainya dari hal yang kecil terlebih dahulu. Tentukan strategi mana yang ingin kamu coba untuk aplikasikan ke kehidupanmu untuk mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mentalmu! Coba bagikan strategi mana yang sudah kamu lakukan!🙋♀️🙋♂️🤗
Komentar
Posting Komentar