Kok Bisa Kesehatan Mental Turun karena Udara? Ini Solusinya!
![]() |
Photo by C. G. on Unsplash |
Udara merupakan aset penting dalam kelangsungan hidup umat manusia. Manusia menghirup udara untuk bernafas, namun apa yang akan terjadi pada manusia jika udara yang dihirup memiliki kualitas buruk. Kualitas udara yang buruk dapat meyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Sesak nafas dan gangguan kardiovaskular menjadi salah satu akibat menghirup atau terpapar udara dengan kualitas yang buruk. Bahkan WHO (World Health Association) menjelaskan sekitar 2,4 miliar orang terekspos pada tingkat berbahaya dari polusi udara yang ada disekitar mereka. Pada tahun 2020 tercatat 3.2 juta kematian disebabkan oleh kualitas udara yang buruk mencakup 237.000 kematian anak-anak dibawah usia 5 tahun.
Penelitian terbaru yang disampaikan oleh IHC Telemed menyatakan bahwa udara dengan kualitas buruk merupakan salah satu penyebab menurunnya kesehatan mental seseorang. Jika terpapar dalam jangka waktu yang lama, maka akan meningkatkan resiko terhadap depresi dan kecemasan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Katadata, tidak hanya kesehatan fisik yang akan menurun, namun kesehatan mental pun memiliki potensi untuk terganggu dan dapat menimbulkan gangguan kecemasan dan demensi yang disebabkan oleh timbunan polusi udara yang berada di otak.
Tanpa kita sadari ruang hijau maupun hutan-hutan mulai menipis jumlahnya, bahkan sudah jarang ada di kota-kota besar sebenarnya memiliki peran penting untuk mengurangi polusi udara atau menurunkan kualitas udara yang buruk. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Payam Dadvand dan timnya (2015), menyampaikan bahwa orang yang terpapar dengan area hijau mengalami peningkatan dalam kondisi kesehatan mentalnya. Payam juga menyampaikan area tempat tinggal seseorang yang dekat dengan area hijau, misalnya hutan, atau taman bisa menurunkan isu perilaku yang berhubungan langsung pada kondisi kesehatan mental seseorang.
Dalam studi tersebut sudah dijelaskan bahwa kualitas udara dapat menemtukan kondisi kesehatan manusia baik fisik maupun mental. Dalam studi yang sama juga mengungkapkan bahwa memaparkan diri dengan area hijau dan menghirup udara pada area tersebut menunjukkan berkurangnya isu tekanan psikologis. Apalagi jika orang tersebut memanfaatkan area hijau tersebut secara teratur, maka akan dipastikan kondisi kesehatan fisik dan mental pun stabil tanpa isu yang berarti.
Kegiatan bercocok tanam dan memelihara area hijau akan memilik dampai yang positif tidak hanya untuk diri sendiri bahkan orang disekitar diri kalian pun ikut terbantu.
Bagaimana Kualitas Udara Mempengaruhi Kesehatan Mental
![]() |
Photo on Unsplash |
Kualitas udara yang buruk dengan polusi pada tingkat tertentu akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental. Namun, bagaimana polusi bisa memengaruhi dan memberikan dampaknya pada tubuh dan mental kita?
Udara yang memiliki kualitas buruk akan memiliki partikel halus dan mengandung zat berbahaya. Karena partikelnya yang halus (PM2.5) akan membuat mahluk hidup yang menghirup pun tidak menyadari, berbeda dengan udara yang memilik bau yang menyengat ataupun partikel yang tebal (tiupan debu bangunan) yang secara kasat mata terlihat dan mahluk hidup dapat merasakannya. Maka dari itu, jika dihirup oleh mahluk hidup- manusia secara terus menerus, akan memiliki dampak yang kurang baik pada kesehatan fisik (peradangan pada beberapa bagian tubuh; mata, atau indra pernafasan) maupun mental (partikel halus dan zat berbahaya bisa masuk kedalam aliran darah dan mencapai otak, hal ini yang membuat terhambatnya perkembangan dan kinerja otak, yang mengakibatkan penurunan daya ingat, sulit berkonsentrasi dan meningkatkan risiko gangguan kecemasan ataupun stres berlebih).
Kualitas udara yang memburuk memiliki beberapa penyebab, namun lebih dominan pada kurangnya area hijau seperti taman terbuka ataupun hutan yang dialih fungsikan sebagai kebun. Perubahan iklim pun memiliki andil dalam menurunnya kualitas udara kini. Kurangnya area hijau, alihfungsi hutan dan perubahan iklim akan mengurangi persediaan oksigen dengan meningkatkan polutan udara. Jika kurangnya oksigen dan peningkatan polutan pada udara, kemudian terhirup oleh mahluk hidup yang meningkatkan risiko gangguan pada kesehatan fisik dan mental.
Lingkungan yang tidak sehat akan menghasilkan mahluk hidup yang tidak sehat pula. Kualitas udara yang menurun dengan berkurangnya kadar oksigen dan meningkatnya polutan udara yang disebabkan kurangnya area hijau atau alihfungsi hutan akan mengarahkan mahluk hidup yang tinggal pada lingkungan tersebut akan mengalami penurunan kesehatan fisik maupun mental.
Tanda-Tanda Pengaruh Kualitas Udara pada Kesehatan Mental
Apakah ada tanda-tanda dari penurunan kualitas udara pada kesehatan mental kita?
Kalau ada, apa saja ya?
Paparan udara yang buruk bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental kita, namun perlu diperhatikan tidak semua gejala yang terjadi pada status mental kita bisa kita anggap sebagai akibat dari paparan pada udara dengan kualitas yang buruk. Beri perhatian pada tanda-tanda ini, jika kamu merasakan salah satunya:
- Perasaan cemas yang tidak biasa
- Jadwal dan kebiasaan tidur yang berubah
- Lelah berkepanjangan
Jika sudah merasa ada yang berbeda dari apa yang biasanya kita rasakan, kita perlu tingkatkan perhatian kita pada gejala-gejala yang disebutkan diatas. Jika sudah mulai menganggu aktivitas sehari-hari perlu kita waspadai.
Namun, gimana ya cara kita mengawasi status kesehatan mental kita atau ada hal-hal yang tidak biasa kita rasakan. Kita bisa menulis jurnal perasaan atau suasana hati harian atau gunakan aplikasi pemantauan kesehatan mental untuk tips lebih praktisnya.
Komentar
Posting Komentar