Translate

Media Sosial: Sahabat atau Musuh Kesehatan Mental Kamu?

Kumpulan aplikasi media sosial pada sebuah ponsel pintar
Aplikasi media sosial - Photo by Pixabay

Apakah kalian tahu apa platform sosial media yang memiliki jumlah pengguna paling banyak  di dunia?

Instagram?

Tiktok?

Youtube?

Facebook?

Menurut laman Exploding Topics (2025) mengungkapkan bahwa Facebook merupakan platform media sosial yang paling populer dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan 3,06 miliar pengguna aktif bulanan, kemudian 2,7 miliar pengguna YouTube yang menjadikan platform tersebut berada di peringkat kedua terpopuler. Kalian bisa lihat data di bawah ini:

Platform media sosial yang paling banyak memiliki pengguna terbanyak
Tops 35 Most Popular Social Media Websites on Exploding Topics (2025)

Jumlah pengguna pada platform sosial media yang besar dan penyesuaian algoritma media sosial pada setiap pengguna pun memicu peningkatan intensitas penggunaan. Ketika durasi penggunaan yang sudah tidak sehat dan perilaku pengguna sudah menunjukkan pada hal-hal tidak pada umumnya, hal itu akan meningkatkan potensi perubahan perilaku dan kondisi mental pengguna yang dipengaruhi oleh cara penggunaan sosial media. 

Menurut laporan Digital 2024: Global Overview Report oleh We Are Social, penduduk Indonesia menghabiskan setidaknya 7 jam 38 menit dalam sehari untuk menggunakan internet. Media sosial merupakan platform yang paling sering diakses.

Pada tahun 2024 melalui laman GoodStats, penduduk Indonesia menghabiskan rata-rata 3 jam 11 menit untuk mengakses media sosial setiap harinya. Durasi ini bahkan lebih tinggi dari rata-rata global. Mereka rata - rata menghabiskan waktu sekitar 1 jam 32 menit di TikTok setiap harinya. 

Mengapa Media Sosial Mempengaruhi Psikologi?

Internet dan media sosial sudah sangat familiar dan digunakan oleh banyak orang untuk menunjang pekerjaan atau pengembangan dari sisi pendidikan, pekerjaan, teknologi atau kesehatan. Walaupun memiliki banyak peran yang positif dalam berbagai ranah, namun hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk, jika tidak digunakan secara bijak. 

Dibanding peran positif dari media sosial, peran negatif pun juga beriringan timbul. Terutama pengguna dari generasi Milenial dan Gen Z yang memiliki keresahan akibat penggunaan sosial media yang tidak sehat dan perlahan mempengaruhi sisi psikologis pengguna. Mulai dari doomscrolling, mudah khawatir, tuntutan sesuai dengan norma sosial, pencarian validasi eksternal, bahkan membandingkan diri yang berkaca pada media sosial.

Kok bisa pengguna media sosial pada generasi Milenial dan Gen Z mengalami banyak keresahan?

Bagaimana media sosial bisa mempengaruhi psikologisnya?

Media sosial menampilkan banyak konten-konten yang relevan atau sedang populer saat itu menggunakan algoritma konten yang memiliki banyak pengunjung atau memiliki trafik yang cukup tinggi. Sehingga pengguna sosial media secara tidak langsung akan terpapar oleh jenis-jenis konten yang sedang viral. 

Secara tidak langsung, media sosial memberikan rekomendasi konten-konten viral yang memiliki potensi bahwa konten yang disajikan menjadi sebuah acuan bagi pengguna. Jika penggunanya masih belum memahami bagaimana dunia nyata dengan dunia ‘konten,’ maka akan menganggap hal tersebut menjadi hal yang pengguna tersebut perlu capai juga. 

Kalau dapat dicapai akan memberikan kepuasan tersendiri, namun jika ternyata tidak tercapai, maka pengguna akan merasa gagal atau akan terus membandingkan dirinya dengan konten-konten yang dianggap sebagai acuan untuk mencapai sesuatu.

Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial

Sesuai dengan studi yang dilakukan oleh IDN Research Institute (2024) mengungkapkan bahwa pengguna media sosial dari kalangan gen Z cenderung membandingkan diri mereka dengan kehidupan orang lain yang mengakibatkan turunnya level harga diri seseorang terhadap dirinya sendiri. 

Paparan media sosial juga meningkatkan potensi kesulitan tidur, sebab pengguna media sosial akan merasa tertinggal informasi-informasi terbaru, jika sejenak tidak mengakses. Hal tersebut meningkatkan FOMO (Fear of Missing Out). 

Bermula dari membandingkan diri sendiri, kemudian merasa khawatir akan tertinggal informasi-informasi terbaru yang mengorbankan jam tidur, kemudian akan meningkatkan overthinking dan stres.

Senada dengan studi yang dilakukan oleh We Are Social (2024) menunjukkan sebanyak 40% pengguna media sosial merasa lebih stres setelah 30 menit mengakses akun mereka.

Media sosial ternyata menimbulkan dampak negatif pada penggunanya, bagaimana dengan dampak positif dari penggunaan media sosial?

Dampak Positif Penggunaan Media Sosial

Paparan media sosial yang intens dan tidak ‘mindful’ akan membuat pengguna merasakan efek negatif. Namun, media sosial pun memiliki efek positif, jika dipakai secara sehat dan dengan tujuan. 

Media sosial membantu pengguna mendapatkan informasi yang berguna. Misalnya, pengguna media sosial mencari informasi mengenai lowongan kerja, pengadaan lomba-lomba, kelas aktivitas, bahkan diskon pada acara-acara tertentu. 

Beberapa akun media sosial memfokuskan akun mereka untuk membantu orang kondisi kesulitan tertentu atau hewan yang terlantar dan tidak terawat, sehingga bisa ditolong secara cepat dan tepat. Dengan membagikan informasi ke media sosial, maka banyak orang akan simpati dan mencoba menolong orang yang sedang kesulitan dengan berbagai cara (penggalangan dana atau donasi).

Media sosial juga membantu pengguna-pengguna yang memiliki ketertarikan yang sama bertemu dan terkoneksi. Misalnya, penulis pemula bertemu dengan penulis senior dan berbagi pengalaman serta keresahan yang dialami oleh penulis. Sehingga bisa saling membantu jika salah satu mengalami kesulitan. 

Media sosial ternyata tidak begitu buruk, dan masih memiliki sisi positif, bahkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna nya.

Bagaimana cara mempergunakan media sosial agar terhindar dari dampak negatif dan mendapatkan sisi positifnya?

Mengatur keseimbangan antara dunia online dan dunia nyata akan memberikan pengguna kesempatan untuk merasakan ketenangan dan keseruan. Ketenangan dan keseruan dalam hidup tidak perlu bergantung pada media sosial, namun dunia offline pun memiliki banyak hal baru dan menarik untuk dijelajahi.

Bukan memberhentikan secara keseluruhan dari penggunaan media sosial, namun melatih langkah bijak untuk lebih memperhatikan kesehatan mental terhadap sisi positif maupun sisi negatif dari penggunaan media sosial.

Berikut langkah-langkah menggunakan media sosial secara intensional:

1. Batasi penggunaan

Seseorang menggunakan media sosial dengan jam analog untuk memantau durasi orang tersebut menggunakan media sosial
Photo by Kevin Ku on Unsplash

Buat dan atur pengingat pada ponsel kamu, serta tentukan jadwal untuk mengakses media sosial kamu. Misalnya, sehari kamu perlu mengakses media sosial pada jam 10 pagi, 1 Siang dan jam 8 Malam. Atur pengingat bahwa mengakses media sosial hanya boleh 2 jam per waktu yang telah ditentukan. 

2. Bersih-bersih media sosial kamu.

Photo by UX Indonesia on Unsplash

Pilah-pilih akun atau informasi yang kamu konsumsi dalam akun media sosial. Unfollow atau Unsubscribe akun yang tidak memberikanmu manfaat atau bahkan berpotensi membuat kamu cemas dan mulai membandingkan ke diri kamu sendiri. Maka dari itu, pilih akun yang bisa membuat kamu tertawa, terinspirasi dan mendorong kamu melakukan banyak hal kebaikan.

3. Istirahat dari media sosial secara rutin

Tidak ada akses bisa digunakan untuk mencoba mengistirahatkan diri dari paparan media sosial
Photo by Giorgio Trovato on Unsplash

Tentukan waktu dimana kamu tidak mengakses media sosial kamu dalam sehari penuh. Misalnya, saat kamu hangout dengan teman-teman kamu buat challenge, siapa yang ketahuan mengakses sosial media bukan pada waktu nya, orang tersebut perlu memberi rekomendasi tempat makan yang hits dan murah, atau membayar transportasi selama hangout.

4. Variasikan kegiatan kamu

Bergabung dengan komunitas dan berpartisipasi di dalam kegiatan akan mengurangi intensitas penggunaan media sosial
Photo by Kylie Lugo on Unsplash

Cari kegiatan baru dan menarik. Kegiatan yang baru membuat kamu antusias, sebab kamu belum tahu bagaimana isi kegiatan tersebut, teman baru yang aku temui, bahkan ada sesi-sesi seru ‘ice-breaker’ dengan anggota kegiatan tersebut. Misalnya, kalau kamu suka menari, bisa gabung komunitas atau kelas singkat menari yang kamu sukai.

    Penggunaan media sosial yang bijak bisa menjadikan mereka sahabat kita, namun penggunaan yang intensif dan tidak mindful akan membuat media sosial itu sendiri menjadi musuh kita. Maka dari itu, kita perlu lebih memerhatikan saat mengakses platform media sosial, dari akun-akun yang kita follow atau subscribe, durasi waktu yang kita habiskan, bahkan tujuan kita dalam menggunakan media sosial pun dipertanyakan. Apakah bermanfaat untuk kita sendiri atau orang banyak. Kalau sudah terjerumus dalam penggunaan media sosial yang sudah tidak sehat, kita perlu membenahi dengan perbanyak aktivitas di luar ruangan, dan menyeimbangkan keterlibatan diri di dunia maya atau dunia nyata.

Kalau kamu sudah pakai langkah nomor berapa, nih? Nomor 1, 2, 3, 4 atau punya cara tersendiri? Wah, bagikan caranya di kolom komentar ya! 👇🙋‍♀️🙋‍♂️


Komentar

Postingan Populer