Money Trauma Bisa Merusak Hubungan Sosial Gen Z

Emoji dengan mata simbol dolar yang menggambarkan money trauma pada Gen Z
Photo by Farhat Altaf on Unsplash

Bagi Gen Z, 

"Uang bukan cuma alat tukar."

Ia berubah jadi sumber stres yang menekan mental dan buat banyak orang mempertanyakan nilai diri di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Tekanan sosial media juga memperburuk situasi."

Ketika semua orang terlihat sukses dan bahagia, muncul rasa bersalah, minder, bahkan takut tertinggal terutama saat kondisi finansial sedang tidak stabil.

Masalahnya, stres itu tidak berhenti di dompet, melainkan merambat ke hubungan sosial. Inilah awal mula Money trauma bisa merusak hubungan sosial pada Gen Z

Mulai dari Gen Z yang menarik diri dari circle pertemanan, sulit percaya diri, bahkan menolak ajakan teman karena takut tidak mampu ikut berpartisipasi.

Artikel ini bakal bahas kenapa Money Trauma muncul sampai kasih tips ubah mindset kamu tentang uang agar value diri kamu gak cuma di artikan dari uang aja. 

Baca sampai habis yaa!

Awal dari Stres Finansial Merambat Ke Kehidupan Sosial

Kata Kohn & Bartone (1985) dengan teori Spillover Effect nya, stres bisa menular dari satu aspek ke aspek kehidupan lainnya.

Berawal dari tuntutan finansial bisa ‘tumpah’ ke hubungan sosial dan emosi kita sehari-hari.

Itu juga yang dirasakan oleh para Gen Z. Awalnya cuma khawatir sama keadaan finansial, merambat ke circle pertemanan, berubah ke arti value dirinya yang didasari oleh uang.

Semakin lama, bakal mulai berubah ke Money Trauma yang bikin Gen Z khawatir berlebihan sama uang, susah rileks setiap interaksi dengan teman, sampai tanpa sadar ‘menarik diri’ agar tidak membebani orang lain.

Mode Siaga Biar Money Trauma Gak Hadir

Ada 49% Gen Z yang mengaku pernah tidak diikutsertakan ketika acara sosial dengan teman-teman nya karena alasan keuangan (IFAMagazine, 2024).

Bukan karena tidak ingin ikut, melainkan khawatir budget yang disiapkan tidak cukup saat hangout di acara sosial tersebut.


Kalau terus menerus, hal ini bisa menimbulkan rendah diri, menarik diri, sampai menganggap value dirinya ditentukan dengan keadaan finansial nya. 


Money Trauma hadir dan buat kamu menganggap hubungan sosial didasarkan sama kemampuan ekonomi, bukan murni hubungan sosial atau saling percaya antar manusia.

Gen Z bakal mode siaga terus ketika diajak hangout atau perlu hadir ke acara sosial.

Money Trauma Buat Value-mu Bersandar pada Uang

Money Trauma dari sisi Gen Z bikin mereka jadi nilai diri dari pencapaian finansial nya. Padahal kata Lyubomirsky (2008), rasa bahagia yang awet dan longlast bukan datang dari uang, tapi makna dari hubungan sosial yang sehat.

Ketika penghasilan dan gaya hidup mu belum sejalan dengan ekspektasi kamu, maka Money Trauma buat dirimu merasa gagal, khawatir anggapan orang lain, sampai mengisolasi diri.

Hal-hal tersebut yang buat Money Trauma stay sampai bisa merusak hubungan dengan circle pertemanan si Gen Z.

Masalah Sama ‘Uang’ Bikin Hubungan Sosial Retak

Masalah dengan uang punya potensi bikin retak hubungan sosial, mulai dari romantis atau pertemanan.
Kenapa bisa retak?
Karena dari rasa khawatir berlebihan dengan keadaan keuanganmu, merambat ke komunikasi jadi dingin sampai rasa peduli perlahan hilang.

Lelah Emosional Datang, Healing Dibutuhkan

Pria yang tampak lelah secara emosional karena tekanan money trauma yang merusak hubungan sosial
Photo by Francisco Moreno on Unsplash

Sebelumnya udah dibahas Money Trauma yang buat hubungan sosial retak yang dialami para Gen Z.

Gen Z pun juga mulai menghindar dari topik percakapan tentang uang, dan mulai menutup diri dari dukungan emosional dari orang-orang yang masih peduli, dikarenakan secara emosional udah lelah dan mulai cuek sama realita yang ada.

Proses healing ini bisa bantu Gen Z sadar akar masalah di kondisi keuangannya dan mulai terbuka pada bantuan dari orang yang  benar-benar tulus membantunya.

Yuk, Ubah Mindsetnya!

Gen Z! 
Mulai sadar dengan memisahkan nilai diri dari kondisi finansial.
Karena uang bisa naik-turun, tapi rasa berharga datang dari kontribusi, empati, dan hubungan yang jujur.
Kamu tetap berharga bahkan ketika sedang berhemat.
Teman sejati akan menghargai kejujuran, bukan kemampuan untuk ikut makan di tempat mahal.

Sumber:

  • IFAMagazine. (2024). Half of Gen Zs (49%) have been excluded from social plans because of their financial situation. 
  • Kohn, R., & Bartone, P. (1985). Work–family conflict and stress spillover: A study of occupational strain. Journal of Occupational Behaviour, 6(3), 191–202.
  • Lyubomirsky, S. (2008). The how of happiness: A scientific approach to getting the life you want. Penguin Press.