Belanja Buat Obat Sedih? Coba Cara Baru Lewat Emotional Budgeting!

Uang kertas dan uang koin yang ada diatas meja putih
Photo by Katie Harp on Unsplash

‘Aku Pantas Bahagia’ /Checkout Boneka Labubu/ 

‘Capeknya.. Habis WFH 3 Jam.. Perlu order makanan viral nih!’

Kalau kamu pernah mengalami hal-hal diatas?

Aku sih iya!

Fenomena itu tanpa sadar kita melakukan berkali-kali. Itu disebut sebagai emotional spending, belanja karena emosi, bukan kebutuhan.

Sesekali sih nggak masalah. Tapi kalau jadi kebiasaan harian yang bikin dompet megap-megap di akhir bulan. Rethink it, bestie!

Gimana sih caranya tetap kasih diri ini self reward dan dompet tetap sehat?

Jawabannya.. Emotional budgeting.

Penasaran tentang Emotional Budgeting? 

Tenang.. Artikel ini bakal bahas kenapa emotional budgeting itu penting, tanda kalau kamu udah perlu terapin, sampai cara praktis dan gampang untuk diaplikasikan ke pengelolaan keuanganmu. 

Baca terus sampai habis yaa!

Kenapa Emotional Budgeting Penting Banget?

Kata Klontz & Klontz (2009) dalam bukunya Mind Over Money, banyak keputusan finansial kita dipengaruhi oleh “money scripts.”

Apa sih itu Money scripts?

Tanggapan kita tentang uang yang mulai terbentuk sejak kecil. Hal ini bisa dipengaruhi sama emosi dan pengalaman masa lalumu.

Mulai dari emosi sedih, stres, marah, bahkan terlalu senang yang sedang kita rasakan. Bakal punya potensi untuk mengaburkan kelogisan kita saat memutuskan untuk membeli sesuatu. 

Akhirnya? Pengeluaran tidak terkontrol terjadi.

Contohnya:
  • Beli barang lucu biar mood naik
  • Order makanan kekinian buat hiburan
  • Check out keranjang Shopee setelah marah sama pacar
Kamu bakal sadar kalau emotional budgeting bisa bantu kamu belajar mengenali pola-pola itu dan kasih ruang “sadar” dalam pengelolaan uang. Jadi, kamu tetap bisa belanja dengan kendali penuh atas emosimu dan keputusanmu tetap logis.

Tanda Kamu Butuh Emotional Budgeting

Coba cek apakah kamu mengalami hal ini:
  • Belanja secara implusif bilangnya ‘self-reward’
  • Nggak tahu ke mana perginya uang bulanan kamu
  • Sering merasa bersalah setelah belanja
  • Enggan buka aplikasi banking
  • Punya wishlist panjang tapi nggak tahu prioritasnya
Kalau kamu jawab “iya” lebih dari dua, kemungkinan besar kamu butuh emotional budgeting buat bantu mengatur ulang kebiasaan finansialmu.

Data dari CNBC (2023), menunjukkan 49% milenial menyebut stres sebagai pemicu utama pengeluaran tak terencana. 

Artinya? 

Banyak dari kita belanja karena emosi, bukan karena perlu.

Cara Praktis Menerapkan Emotional Budgeting

Emotional budgeting itu bukan pelit, tapi bijak dalam mengeluarkan uang yang kamu punya. 

Gimana sih caranya biar tetap self-reward tanpa bikin dompet menangis?

1. Buat Kategori Budget Berdasarkan Emosi

Misalnya:
  • Budget self-care
  • Budget stres
  • Budget impulsif
Kamu tetap boleh belanja, tapi dengan alokasi khusus. Ini bantu banget biar kamu nggak merasa bersalah dan tetap on track.

2. Terapkan Jurnal Emosi vs Pengeluaran

Setiap kali belanja, tulis alasan emosionalnya. 

Contoh,
"Lagi insecure habis lihat story teman" -Ikutan ingin beli boneka yang lagi tren atau,
"Lagi sedih karena nggak lolos interview" -Beli kopi kekinian biar jadi self reward habis interview

Cara ini bantu kamu melihat pola. 

Apakah kamu sering belanja tiap kali emosi tertentu muncul?

3. Gunakan Metode 24 Jam

Tunda pembelian selama satu hari.

Besoknya, tanya ke diri sendiri:
"Aku masih mau beli ini saat emosiku udah stabil?"

Hasil dari kamu coba menerapkannya bisa kejutkan progress dirimu 

4. Bangun Rutinitas Mindful Spending

Sebelum belanja, tarik napas dan ajukan 3 pertanyaan ini:
  • "Aku benar-benar butuh ini?"
  • "Aku bisa bayar ini tanpa stres?"
  • "Aku belanja karena emosi?"

5. Gunakan Tools yang Mendukung

Beberapa aplikasi yang bisa kamu coba:
  • Spendee
  • Goodbudget
  • Money Manager
  • Atau cukup pakai jurnal tulis tangan, 
Asal kamu konsisten tracking apa saja yang kamu beli, karena emosi apa, atau beli memang kamu butuh hal itu. 

Uangmu, Emosimu, Kendalimu

Emotional budgeting bukan keharusan yang wajib nan mutlak. Kamu hanya perlu kesadaran dalam mengelola keuangan dan kesehatan finansialmu yang salah satu caranya Emotional Budgeting.

Kamu tetap boleh kok,
  • Healing
  • Jajan kopi
  • Checkout skincare

Asal kamu tahu batasnya dan paham emosi apa yang sedang main di balik itu.

Yuk mulai sekarang, kita tanya diri sendiri:
Apa mungkin aku punya kebiasaan belanja karena kejadian emosional?
Tulis pengalamanmu di kolom komentar atau simpan artikel ini buat refleksi nanti.

Sumber:
Klontz, B., & Klontz, T. (2010). Mind over money: Overcoming the money disorders that threaten our financial health. Broadway Books. 

Thewordsmithm. (2023, January 18). Gen Z and millennials are leading “the big quit” in 2023-why nearly 70% plan to leave their jobs. CNBC. https://www.cnbc.com/2023/01/18/70percent-of-gen-z-and-millennials-are-considering-leaving-their-jobs-soon.html 

Postingan Populer