Manusia dan Kebudayaan
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Pengertian
Manusia
Sebagai
manusia tentu kita mengetahui arti dan maknanya, tetapi mayoritas tidak
mengetahui secara mendalam apa arti manusia itu. Beberapa pengertian manusia
menurut para ahli :
1. Paula
J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J.
C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih
makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan,
yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar
sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2. Omar
Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar
Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk
yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan
makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir /
akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
3. Nicolaus
D. & A. Sudiarja
Menurut
Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal.
Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan
disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.
Sehingga
bisa dikatakan bahwa manusia itu mahluk yang sempurna jika dibandingkan mahluk
– mahluk lainnya. Manusia terdiri atas perpaduan antara mahluk material dan
mahluk rohani. Pada aktivitasnya manusia tak dapat diam dan selalu bergerak
untuk melakukan suatu aktivitas yang membuat dirinya nyaman dan berguna.
B.
Pengertian
Budaya
Budaya adalah
mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Beberapa
pengertian budaya menurut para ahli :
1.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Somardi dalam Soekanto (1996:55) merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
- Linton, Budaya adalah keseluruhan sikap & pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan & dimilik oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
C. Unsur – Unsur Kebudayaan
Ada 7 Unsur Kebudayaan, yang disebut sebagai
Unsur-Unsur Kebudayaan Universal
D.KLUCKHOHN, menyebutkan 7 unsur
kebudayaan yaitu:
1. Sistem Pencaharian Hidup, hal ini berfokus pada mata pencaharia masyarakat
tradisional seperti, berburu, meramu, memancing, bertani, beternak dan lain –
lain.
2. Sistem Peralatan dan Teknologi, hal ini terkait dengan peralatan yaitu sarana dan
prasarana yang dipakai oleh manusia/masyarakat dalam setiap proses kehidupan
terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sedangkan teknologi yaitu cara
atau teknik memakai, memproduksi serta menjaga peralatan tersebut.
3. Sistem Organisasi Kemasyarakatan, hal ini terkait dengan sistem kekerabatan di suatu
daerah ( Bilateral, Unilateral, Ambilineal ). Manusia sebagai makhluk sosial
akan selalu hidup bersama dengan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan hidup tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri,
manusia bersama-sama dengan manusia lain dalam masyarakat akan membentuk
perkumpulan/organisasi sosial.
4. Sistem Ilmu Pengetahuan, Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat diketahui,
diterima dan dipahami oleh manusia dalam penggunaan panca indranya. Setiap
masyarakat, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam sekitarnya
dan sifat-sifat dari peralatan hidup yang mereka pakai.
5. Bahasa, wujud budaya
yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi, baik
secara lisan, tulisan maupun bahasa isyarat.
6. Kesenian, Kesenian
mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
7. Sistem Religi, Kepercayaan/Religi
adadalah suatu keyakinan bahwa hal-hal yang dipercayai itu benar dan nyata
(Tuhan, manusia, benda-benda, hewan, dll); ada harapan dan keyakinan (akan
kejujuran, kebaikan); ada orang-orang yang dipercaya(diserahi tugas); dan
sebutan untuk system religi/agama yang ada di Indonesia. Semua aktivitas
manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan pada suatu
getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan (religius emotion).
D. Kaitan Kebudayaan dan Manusia
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia dan Budaya adaah satu kesatuan
yang tidak bia dipisahkan antara satu sama lain. Ini karena budaya adalah hasil
dari sebuah kehidupan manusia dimana budaya tadi dibuat bersama-sama dengan
manusia yang lainnya. Hubungan budaya dan masyarakat sendiri adalah Suatu
sistem sosial keseluruhan, dimana para anggotanya memiliki tradisi budaya dan
bahasa.
Menurut Geertz, 1957:33-34, budaya adalah
pabrik pengertian, dengan apa manusia menafsirkan pengalaman dan menuntun
tindakan mereka; struktur sosial ialah bentuk yang diambil tindakan itu,
jaringan-jaringan hubungan sosial. Budaya dan struktur sosial adalah abstraksi
yang berlainan dari fenomena yang sama. Kebudayaan
sendiri memiliki fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, yakni :
1. Melindungi manusia dari alam
2. Mengatur hubungan antar manusia
3.
Wadah segenap perasaan manusia
Dari situ mengapa
kebudayaan dan masyarakat tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena
kebudayaan sendiri membantu kehidupan dalam bermasyarakat dan mereka memiliki
peran untuk menjaga masyarakat itu sendiri. Bahkan karya dari kebudayaan pun
ikut andil dalam kaitan dengan manusia. Bayangkan jika manusia tak menyadari
bahwa wilayah mereka atau diri mereka sendiri memiliki budaya yang dapat
dilestarikan dengan memperkenalkan karya tersebut ke sesama manusia di wilayah
sama atau tempat berbeda.
E.
Contoh Kasus Kebudayaan dan Manusia di
Indonesia
Seni Pertunjukan Menatap Masa Depan
Agniya Khoiri, CNN Indonesia (Minggu, 23/10/2016
06:20 WIB)
Jakarta, CNN Indonesia --
Persoalan mendesak dalam pertumbuhan seni pertunjukan tak bisa dipungkiri
bergantung pada generasi muda.
Ungkapan itu disampaikan Hestu Wreda, Dosen Teater Institut Kesenian Jakarta, saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Ia melihat selama dua tahun terakhir, sebetulnya seni pertunjukan tidak bisa dikatakan menurun, tapi tidak juga lebih meriah. Kondisinya, kata dia, lebih pada stagnan atau jalan di tempat.
“Sayangnya, generasi muda yang menjadi penerus berikutnya juga kurang tertarik menekuni bidang seni budaya, sehingga sumber dayanya tak berkembang,” ungkapnya.
Ungkapan itu disampaikan Hestu Wreda, Dosen Teater Institut Kesenian Jakarta, saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Ia melihat selama dua tahun terakhir, sebetulnya seni pertunjukan tidak bisa dikatakan menurun, tapi tidak juga lebih meriah. Kondisinya, kata dia, lebih pada stagnan atau jalan di tempat.
“Sayangnya, generasi muda yang menjadi penerus berikutnya juga kurang tertarik menekuni bidang seni budaya, sehingga sumber dayanya tak berkembang,” ungkapnya.
Hestu menilai masih rendahnya regenerasi
juga disebabkan oleh pendidikan seni yang belu merata.
"Mungkin yang di daerah tidak ada wadah pendidikannya, yang membuat mereka punya regenerasi, sehingga yang aktif hanya seniman tua saja," ungkapnya.
Ungkapan ini disampaikan Hestu atas temuannya saat berkunjung ke Kalimantan beberapa waktu lalu. Di sana, Hestu mendapati para pelaku seni rata-rata sudah berusia lanjut. Hampir tak ada anak mudanya.
"Waktu saya telusuri, anak muda di sana kurang tertarik dengan pertunjukan seni tradisi, malah banyak yang lebih memilih pengaruh kesenian dari Barat,” kisahnya. Kondisi tersebut tentusajamenggelisahkan.
Oleh karenanya, Hestu menilai penting adanya pendidikan seni di daerah sehingga juga bertumbuh rasa berkesenian dari generasi mudanya.Pendidikan ini tidak hanya wajib di kampus seni tapi juga merata termasuk perguruan tinggi umum, dengan harapan dapat meningkatkan apresiasi seni di kalangan generasi di masa yang akan datang.
Wadah apresiasi
Bicara tentang potensi generasi muda daerah dan apresiasi seni, Bhakti Budaya Djarum Foundation beberapa waktu lalu merasakan kegelisahan yang sama dan mengusung program khusus yang diberi tajuk Ruang Kreatif.
Program ini mengundang 25 anak muda pegiat seni daerah, lalu memilih sepuluh terbaik untuk tampil memperagakan karya seni kreatifnya.
Ditemui beberapa waktu yang lalu, Renitasari Adrian, Program Director Bhakti Budaya Djarum Foundation, mengatakan program yang dibuat beranjak dari kegelisahannya akan potensi pegiat seni daerah dan sedikitnya masyarakat yang mengapresiasi seni.
“Jika seniman mudanya konsisten berkarya, seni pertunjukan akan bertumbuh,” ujarnya.
Di Ruang Kreatif, para seniman muda dilatih oleh sejumlah pengajar berpengalaman di bidang seni pertunjukan, antara lain Garin Nugroho, Yudi Ahmad Tajudin, Ratna Rintiarno, dan Eko Supriyanto. Mereka juga mendapat konsultasi langsung untuk mewujudkan sebuah karya pementasan.
Sepuluh pemenang workshop seni pertunjukan di Ruang Kreatif tersbeut telah diumumkan beberapa waktu lalu.
Mereka yakni Semarang Magic Community (Jawa Tengah), Logika Rasa (Jakarta Selatan), Kitapoleng (Bali), Solo Dance Studio (Karanganyar), Komunitas Seni Dewari Swari & Sekar (Seniman Karangasem), Otniel Dance COmmunity (Surakarta), Kawung Art Culture Wisdom (Yogyakarta), Regeneration (Jakarta Timur), Komunitas Gayo-Gayo (Yogyakarta) dan Mila Art Dance (Yogyakarta).
Usulan proyek pementasan para pemenang nantinya akan diproses dan dijadwalkan untuk tampil di auditorium Galeri Indonesia Kaya. (rsa)
"Mungkin yang di daerah tidak ada wadah pendidikannya, yang membuat mereka punya regenerasi, sehingga yang aktif hanya seniman tua saja," ungkapnya.
Ungkapan ini disampaikan Hestu atas temuannya saat berkunjung ke Kalimantan beberapa waktu lalu. Di sana, Hestu mendapati para pelaku seni rata-rata sudah berusia lanjut. Hampir tak ada anak mudanya.
"Waktu saya telusuri, anak muda di sana kurang tertarik dengan pertunjukan seni tradisi, malah banyak yang lebih memilih pengaruh kesenian dari Barat,” kisahnya. Kondisi tersebut tentusajamenggelisahkan.
Oleh karenanya, Hestu menilai penting adanya pendidikan seni di daerah sehingga juga bertumbuh rasa berkesenian dari generasi mudanya.Pendidikan ini tidak hanya wajib di kampus seni tapi juga merata termasuk perguruan tinggi umum, dengan harapan dapat meningkatkan apresiasi seni di kalangan generasi di masa yang akan datang.
Wadah apresiasi
Bicara tentang potensi generasi muda daerah dan apresiasi seni, Bhakti Budaya Djarum Foundation beberapa waktu lalu merasakan kegelisahan yang sama dan mengusung program khusus yang diberi tajuk Ruang Kreatif.
Program ini mengundang 25 anak muda pegiat seni daerah, lalu memilih sepuluh terbaik untuk tampil memperagakan karya seni kreatifnya.
Ditemui beberapa waktu yang lalu, Renitasari Adrian, Program Director Bhakti Budaya Djarum Foundation, mengatakan program yang dibuat beranjak dari kegelisahannya akan potensi pegiat seni daerah dan sedikitnya masyarakat yang mengapresiasi seni.
“Jika seniman mudanya konsisten berkarya, seni pertunjukan akan bertumbuh,” ujarnya.
Di Ruang Kreatif, para seniman muda dilatih oleh sejumlah pengajar berpengalaman di bidang seni pertunjukan, antara lain Garin Nugroho, Yudi Ahmad Tajudin, Ratna Rintiarno, dan Eko Supriyanto. Mereka juga mendapat konsultasi langsung untuk mewujudkan sebuah karya pementasan.
Sepuluh pemenang workshop seni pertunjukan di Ruang Kreatif tersbeut telah diumumkan beberapa waktu lalu.
Mereka yakni Semarang Magic Community (Jawa Tengah), Logika Rasa (Jakarta Selatan), Kitapoleng (Bali), Solo Dance Studio (Karanganyar), Komunitas Seni Dewari Swari & Sekar (Seniman Karangasem), Otniel Dance COmmunity (Surakarta), Kawung Art Culture Wisdom (Yogyakarta), Regeneration (Jakarta Timur), Komunitas Gayo-Gayo (Yogyakarta) dan Mila Art Dance (Yogyakarta).
Usulan proyek pementasan para pemenang nantinya akan diproses dan dijadwalkan untuk tampil di auditorium Galeri Indonesia Kaya. (rsa)
Ø
Maka kesimpulannya, dilihat dari
artikel diatas membuktikan bahwa hubungan manusia dengan kebudayaan sangatlah
erat. Bahkan masalah terkait budaya pun muncul didalamnya seperti kurang
berkembangnya budaya terhadap kalangan muda – mudi Indonesia yang lebih
tertarik dengan budaya barat.
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161022053709-241-167168/seni-pertunjukan-menatap-masa-depan/
http://www.kompasiana.com/aliefiarizky/kebudayaan-dan-masyarakat-hal-yang-tidak-bisa-dipisahkan_54f77f37a333114c718b460f
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-budaya-unsur-ciri-budaya.html#
http://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2015/03/unsur-unsur-budaya-universal.html
Komentar
Posting Komentar