Translate

Manusia dan Kesusastraan



MANUSIA DAN KESUSASTRAAN

A.   PENGERTIAN KESUSASTRAAN

Kata kesusastraan berasal dari kata susastra. Tambahan su- pada susastra artinya ‘indah' atau ‘lebih' sehingga susastra bermakna sastra indah. Pada dasarnya, kata sastra tanpa tambahan su- sudah mengandung konsep nilai sehingga karya-karya yang tergolong sastra dianggap telah memiliki nilai sastra. Novel sastra, misalnya,  dianggap lebih bernilai daripada yang bukan sastra, meskipun novel-novel sastra itu kadar kesastraannya berbeda-beda.
Kata kesusastraan diartikan sebagai kumpulan atau hal-hal yang berkenaan dengan sastra, sedangkan kata kesastraan digunakan untuk menyatakan pengertian kadar sastra atau yang dalam bahasa Inggris disebut literariness.
Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Misalnya, bukankah pada wajah yang jelek orang masih bisa menemukan hal-hal yang indah. Beberapa pengertian sastra menurut para ahli, sebagai berikut :

Ø  Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Ø  Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.

B.   BENTUK - BENTUK KESUSASTRAAN

Ada beberapa bentuk kesusastraan :

·         Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya.

·         Cerita Rekaan (fiksi)
Fiksi adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi novel, roman, dan cerita pendek.

·         Esai dan Kritik
Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta sedangkan kritik adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra. Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.

·         Drama
Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi bagaimanapun, naskah tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.

C.   KAITAN MANUSIA DAN KESUSASTRAAN

Diperlukan keahlian yang khusus untuk dapat memainkan peran yaang dituntut menggunakan bahasa yang baik pula . Sastra juga termasuk seni yang dapat dikembangkn dengan baik oleh maanusia yang berkreatif. Tanpa adanya manusia , sastra pun tidak akan pernah muncul , karena sastra berakar dari kepribadian seorang manusia itu sendiri.

            Kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan atau curahan hati dan memiliki nilai juga makna yang terkandung di dalamnya , makna yang terkandung didalam sebuah karya satra dapat berupa makna kesenangan , kesedihan , kesengsaraan , kesehatan , bahkan cintaa. Karya sastra tersebut dapat di buat dalam bentuk puisi , prosa , sajak , syair , pantun dan masih banyak lagi . Bahasa dan kesusastraan memang sangatlah berhubungan , setiap manusia pasti akan berhubungan dengan kesusastraan , baik yang mereka sendiri ataupun ada unsur ketidaksengajaan yang tidak mereka sadari , mulai dari sekolah dasar , secara formal kita sudah dikenali oleh karya - karya sastra, contohnya puisi . Mulaai dari unsur instriksinya, unsur ekstrinsik, makna yang terkandung, alur dan tema. semua mulai diajarkan di bangku sekolah dasar.

     Untuk membuat puisi atau karya satra lainnya, sesungguhnya tidaklah sulit. Kita hanya harus fokus, konsentrasi dan curahkan semua perasaan dan ekspresi dalam hati kita ke sebuah tulisan. Kreatifitas dari penyair akan sangat menentukan keindahan dari sebuah puisi atau karya sastra lainnya, penyair dapat memasukkan majas, kata - kata berkonotasi, kata - kata indah, atau bahkan kata - kata ambigu ( memiliki lebih dari satu makna ). Itu semua tergantung pada penyair yang membuat karya sastra tersebut.

       Sebab karya sastra sesungguhnya memiliki sebuah makna atau arti yang akan disampaikan oleh penyair kepada para pembacanya . Puisi atau karya sastra laainnya dapat berisikan keterkaitan antara manusia dan manusia . Manusia dan TUHAN , manusia dan lingkungan, dan lainnya. Jadi ada baiknya, dari pada rasa kita memendam di dalam hati saja, lebih baik kita salurkan kedalam sebuah karya sastra seperti halnya puisi, karena kan lebih indah .

          Hampir disetiap zaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan terutama, karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu bahasa kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri yang kemudian dilahirkan sastra, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahmi alam semesta yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usaha untuk mengatur hubungan antar sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu - ilmu sosial , dan demikian manusia dan bahasanya pada hakikatnya satu . Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi .

           Karena seni memegang peranan penting , maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting , meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai -nilai kemanusiaan , kepekaannya menyebabkan ia mampu menangkap  hal yang lepas daari pengamat orang lain .

           Cabang - cabang seni yang lain pada pada hakekatnya juga abstrak . Gerak - gerik dalam seni tari misalnya , masih perlu di jabarkan . Meskipun bunyi - bunyi dalam seni musik lebih cepat dinikmati , bunyi - bunyi itu sendiri masih memerlukan penafsiran . Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri , meskipun di dalam penafsiran itu sastra masi dapat di tafsirkan lagi.

Dapat saja sebuah ciptasastra menceritakan tentang kehidupan binatang, seperti misalnya karyasastra yang besar ‘Pancatanteran” atau “Hikayat Kalilah dan Daminah”, namun sebetulnya manusia. Jadi sesungguhnya karya tersebut tetap mengungkapkan kehidupan manusia akan tetapi ditulis perlambang-perlambang.

Sebuah ciptasasra yang baik, mengajak orang untuk merenungkan masalah-masalah hidup yang musykil. Mengajak orang untuk berkontemplasi, menyadarkan dan membebaskan dari segala belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan keliru. Sebuah ciptasastra mengajak orang untuk mengasihi manusia lain. Bahwa nasib setiap manusia meskipun berbeda-beda namun mempunyai persamaan-persamaan umum, bahwa mereka ditakdirkan untuk hidup, sedang hidup bukanlah sesuatu yang gampang tapi penuh perjuangan dan ancaman-ancaman. Ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam (diri sendiri).

Bahwa kemanusiaan itu adalah satu, “ Mankind is one”, dan sama di mana-mana. Inilah yang diungkapkan dan ingin dikatakan kesusastraan. Alangkah besar dan luasnya, bukan?

Jika disimpulkan maka “kesusastraan” adalah merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa yang memiliki manfaat terhadap manusia itu sendiri.

D.   CONTOH KESUSASTRAAN DAN MANUSIA

Ø  Chairil memang Penyair Legendaris Indonesia



Penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948). Ia adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Seniman Pelopor Angkatan 45 Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Penyair Legendaris Indonesia

Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Penyair Legendaris Indonesia. 

Dengan karya – karya nya dapat merubah pola pikir masyarakat jaman dahulu yang terkadang masih  mengikuti hal – hal yang salah dari penguasa pada zaman tersebut dan merasa terbelenggu dengan aturan – aturan dari peguasanya. 

Hal ini jelas kaitan manusia dan kesusastraan dapat membebaskan seseorang dalam belenggu pemikiran yang didasarkan pada penguasa. Tetapi manusia memiliki hak berpikir bebas mengenai apa yang dia lihat atau dengar melalui karya sastra. 


Sumber :
http://dennielisahutagalung.blogspot.co.id/2015/11/ibd-manusia-dan-kesusastraan.html
http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra
http://nesaci.com/pengertian-kesusastraan-dan-jenis-jenis-kesusastraan/
http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/infosastra_detail/43/Sastra-Susastra-Kesastraan-dan-Kesusastraan 


 

Komentar

Postingan Populer